Review Tempat Makan: Joglo 21

|
Seperti biasa, sepulang mengajar, aku memilih untuk cari tempat makan dulu sebelum pulang. Kali ini tujuanku adalah Joglo 21, sebuah foodcourt di Jl. Raya Joglo, sebelah Puri Botanical Residence. Tempatnya tak jauh dari perempatan Joglo. Kalau dari arah Universitas Mercu Buana, lurus melewati pintu gerbang Kompleks DPR-RI Joglo, kemudian belok kiri di perempatan Joglo.

Awalnya aku tertarik ke tempat ini adalah karena ingin mencoba Mie Jogja-nya. Ada signboard cukup besar yang seringkali aku perhatikan kalau melintasi daerah itu sepulang kerja. Namun aku juga pernah menemukan iklan tentang tempat ini di majalah Media Kawasan. Dalam iklan tersebut, diusung tempat yang nyaman dan indah sebagai salah satu keunggulan tempat makan ini.

Kesan pertama yang aku tangkap ketika pertama kali menginjakkan kaki di Joglo 21 adalah "Sepi, ya...". Memang sih, aku tiba di sana sudah agak larut, di atas jam 8 malam. Tapi bisa saja karena tempat ini relatif masih baru.

Di Joglo 21, terdapat beberapa kios yang menawarkan variasi makanan. Selain Mie Jogja, ada juga kios yang menawarkan wedang ronde, seafood, ayam goreng kriuk, gurame, masakan betawi, pempek, dsb. Sesuai niat, aku langsung saja memesan mie rebus, seharga Rp 11.000, di kios Mie Jogja. Namun, aku juga tertarik dengan dimsum yang ditawrkan oleh salah satu kios. Harga satu porsi dimsum Rp 9.000. Aku memesan jamur isi dan kulit tahu goreng isi. Di kios ini juga, ada promosi untuk setiap pembelian 5 porsi di hari Senin-Kamis, akan mendapatkan gratis 1 porsi. Aku juga memesan minum 1 gelas teh tawar panas (Rp 1.000) dan 1 gelas teh manis panas (Rp 2000).

Setelah memesan, aku pun mencari tempat duduk. Aku memilih tempat duduk di dekat taman. Kursi dan meja di Joglo 21 terbuat dari potongan gelondongan kayu. Kesan natural dan asri juga diperkuat dengan adanya taman cantik yang berada di tengah foodcourt. Wajar saja kalau dalam iklan, suasanya nyaman sangat ditonjolkan.

Selang beberapa saat, pesananku datang. Dimulai dari dimsum, setiap satu porsi dimsum terdiri dari 3 buah dimsum dengan ukuran yang menurutku tidak terlalu besar. Rasa kedua  porsi yang aku pesan gurih, lumayan menurutku, but not that special. Sumpit yang aku terima bukan sumpit baru melainkan sumpit hitam dengan ujung warna orange yang biasa digunakan di kios mie ayam. Kesan yang langsung aku tangkap: mereka berusakan untuk menekan biaya (hmmmmm). Kedua, yang datang adalah pesanan minumanku, keduanya disajikan hampir dingin. Sebenarnya aku berharap mereka menyajikan panas karena tempat foodcourtnya yang di ruang terbuka, and i did mention the drinks i wanted to be hot (sigh). Terakhir: mie rebusku datang. And guess what happened? Meja tempat aku berada tidak rata di ujungnya sehingga piring mie rebus tidak bisa diletakkan dengan baik dan menyebabkan kuah mie jadi tumpah :( walaupun terbuat dari kayu utuh, bukankah meja sebaiknya datar? Another dissapointment. Dan terakhir, hiks, mienya hambar :((

Tapi dibalik kekecewaan bertubi-tubi, aku masih tetap memuji keapikan taman di tempat ini. Menurutku, tempat ini cocok dijadikan tempat hangout untuk ngobrol-ngobrol, atau jika ingin menyendiri. Bisa jadi aku salah pesan menu. dan bisa jadi juga, tempat ini memang belom mengeluarkan segala potensinya, aku sempat melihat beberapa kios yang belom ditempati. It might not be a perfect hangout place, tapi bisa dijadikan pilihan.

Business hours:
Senin - Jumat 10 am - 11 pm
Sabtu dan Minggu 10 am - midnight