Selalu ada alasan di balik setiap kelakuan anak.
***
Seorang anak laki-laki yang masih duduk di bangku TK memiliki kebiasaan mengetuk kepala teman-teman sekelasnya.Auch, sakit dooong!Kok Begitu sih? Setiap guru yang melihat kejadian itu tentu saja langsung menegurnya.
Apakah anak itu kemudian langsung terdiam? Ternyata tidak. Ia masih terus melakukan kebiasaan itu.
Sebenarnya apa yang berusaha disampaikan oleh sang anaK? Perhatikan baik-baik. Oh, ternyata, ia ingin bermain! Ia mengetuk kepala teman-temannya untuk mengajak mereka bermain. It might be the only way he knew.
***
Seorang anak memiliki kebiasaan berjalan-jalan selama pelajaran berlangsung. Guru yang melihat kebiasaan ini selalu memanggilnya kembali untuk duduk di kursinya. Dia pun menurut, tapi hanya sementara. Dia akan kembali berjalan-berjalan mengelilingi kelasnya. Bahkan, jika bisa, ia akan pergi ke luar kelasnya. Jika ada seorang temannya yang mengejarnya untuk membawanya kembali ke tempat duduknya, ia akan berlari dan berlari manghindari kejaran temannya itu.
Apakah ia anak yang sulit diatur? Perhatikan baik-baik. Ketika ia sedang berjalan-jalan, matanya selalu terpaku pada keadaan sekeliling. Ia akan mencari tempat yang ia anggap tidak lumrah di sekelilingnya kemudian mengamatinya. Setelah selesai mengamati, ia baru akan kembali ke tepat duduknya dan beristirahat. Ia selalu berlari menghindari kejaran-kejaran temannya dengan diselingi tawa. Rupanya, ia menganggap kejaran itu sebagai ajakan bermain.
***
Seorang anak terbiasa mengurung diri di dalam kamarnya jika ada tamu yang datang berkunjung ke rumahnya.
Ah, ini pasti kasus yang sangat mudah dibaca. Ia pasti seorang yang sangat pemalu.
Tapi, perhatikan baik-baik. Anak itu ternyata tidak memiliki masalah sosial. Ia mampu berkomunikasi dengan baik dengan lawan-lawan bicaranya. Nah, sebenarnya apa yang membuatnya memilih untuk menyendiri di dalam kamarnya?
Ia tidak suka basa-basi. Ia ternyata sangat membenci kelakuan orang-orang sekitar yang sering membicarakan kejelekan orang lain. Ia lebih memilih untuk terdiam di kamar, mendengarkan potongan-potongan pembicaraan mereka, kemudian berharap ia tidak menjadi salah satu dari mereka.
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
0 komentar:
Posting Komentar