Yang Buat Saya Konsisten Menulis

|
Dulu pernah membaca sebuah buku berjudul "Menulis Itu Emas". Di sana, penulis sangat menganjurkan menulis setiap hari, secara spesifik adalah "menulis" dalam arti sebenarnya, bukan mengetik. Melalui goresan pena, seseorang dapat mengalirkan emosinya sehingga terjadi keseimbangan emosi dalam tubuhnya, dan itu sangat menyehatkan.

Saya baru saja membeli sebuah buku agenda kecil yang memungkinkan saya menulis sedikit cerita mengenai apa yang terjadi hari itu. Well, sebenernya yang tertulis sebagai panduan di tempat kosong itu adalah "something new", tetapi alih-alih menulis sesuatu yang baru, saya lebih sering menuliskan sesuatu yang menarik bagiku walaupun tidak baru. Tempat menulisnya begitu terbatas sehingga seringkali tak mampu menuliskan semua yang ingin ditulis. Keterbatasan tempat itu justru memicu saya untuk mencari wadah yang lebih luas untuk menulis dan menceritakan apa yang terjadi hari itu.

Ini kontradiktif dengan kebiasaan sehari-hari saya sebelumnya. Saya memiliki fasilitas peralatan elektronik yang memungkinkan saya menulis sepanjang apapun yang saya mau. Suami saya pun mendukung saya membuat kebiasaan menulis setiap hari, betapapun sederhana atau anehnya tulisan itu. Namun, seringkali saat saya mulai mengetik, ada saja yang menghambat. Mulai dari ketiadaan topik, kehabisan kata-kata, atau bahkan kehilangan mood menulis. Kebiasaan menulis setiap hari itupun masih belang belontang, belum rutin dilaksanakan.

Bisa jadi, kesederhanaan tema penulisan, yaitu tentang "something new" itu, justru memberikan ide tulisan yang selalu ada. Ya pikirkan saja apa yang baru hari itu, kalau tidak ada, tuliskan sesuatu yang menarik. Sedikit juga tak apa-apa, toh tempat menulisnya juga kecil. Tapi dengan begitu, target menulis setiap hari jadi tercapai :) semoga aku bisa langgeng menulis hingga 30hari berturut-turut. Amiin.

Love,

Karima Yolita
Koordinator Bidang Studi Bhs. Inggris
SDIT Citra Az-zahra
Kompleks Taman Alfa Indah, Blok G1
Joglo, Jakarta Barat

Posted via email from karima's posterous

0 komentar: